Cacing guinea (Dracunculus medinensis) ditemukan hampir di sebagian besar wilayah Afrika dan Timur Tengah, Asia Tengah dan Selatan pada era 1900 an.
Sejalan dengan meningkatnya sarana air bersih, cacing ini menghilang di berbagai wilayah.Pertengahan tahun 1980 an masih ada sekitar 3,5 juta kasus di Asia dan Afrika.
Larva cacing guinea hidup di dalam tubuh kutu air. Ketika manusia meminum air yang mengandung kutu air, sistem pencernaan kita membinasakannya, namun tidak mematikan larva cacingnya yang terus berkembang menjadi dewasa.
Cacing jantan akan mati di dalam tubuh manusia, sementara betinanya terus membesar dalam waktu singkat pertumbuhannya kira-kira mencapai lebih dari dua sentimeter tiap pekan.
Catatan Kecil 